Jakarta – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS terus melemah dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengusaha, termasuk Perum Bulog yang memiliki tugas untuk menjaga stabilitas harga beras nasional.
Dalam sebuah wawancara dengan Metro TV, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Sarwono, menjelaskan bahwa meskipun Rupiah melemah, dampaknya terhadap Perum Bulog masih dalam batas aman.
“Perum Bulog sudah diberikan penugasan untuk melakukan impor beras tahun ini sebesar 3,6 juta ton,” ujar Budi. “Namun, penugasan itu kita laksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan kita itu adalah untuk penyaluran bantuan pangan dan SPP serta stok akhir tahun sebesar 1,2 juta ton.”
Budi menjelaskan bahwa saat ini Perum Bulog lebih memprioritaskan pengadaan beras dalam negeri karena masih dalam masa panen raya.
“Pelemahan Rupiah memang ada dampaknya terhadap biaya impor,” kata Budi. “Namun, kita juga mengelola risiko-risiko yang ada dan kita tetap melakukannya sesuai dengan mitigasi-mitigasi yang sudah kita susun bersama.”
Budi juga mengatakan bahwa Perum Bulog memiliki batas toleransi risiko terhadap fluktuasi nilai tukar Rupiah.
“Saat ini Rupiah memang sudah menembus di atas Rp16.000 per dolar Amerika Serikat,” kata Budi. “Namun, ini masih berada di bawah indikator-indikator toleransi risiko dari Perum Bulog.”
Budi menjelaskan bahwa Perum Bulog terus memantau pergerakan Rupiah dan akan melakukan langkah-langkah antisipatif jika diperlukan.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pihak perbankan juga kalau memang ternyata pelemahan kurs ini semakin memburuk,” kata Budi. “Kita juga sudah bersiap-siap untuk melakukan lindung nilai seperti forward contract.”
Budi juga mengatakan bahwa Perum Bulog sedang mempertimbangkan untuk menggunakan mata uang lokal dalam transaksi impor beras.
“Saat ini kas kami masih menggunakan mata uang Rupiah,” kata Budi. “Tetapi kalau ke depannya memang ada perjanjian bilateral, kemungkinan juga bisa melakukan dengan mata uang setempat.”
Budi meyakinkan masyarakat bahwa Perum Bulog akan terus bekerja keras untuk menjaga stabilitas harga beras nasional.
“Kita tetap melakukan penugasan kita dalam rangka stabilitas harga,” kata Budi. “Kita tetap melakukan pengadaan dalam negeri untuk menjaga ketersediaan beras di seluruh Indonesia. Kita juga melakukan penyaluran bantuan pangan untuk masyarakat berpendapatan rendah serta operasi pasar melalui program KPS dan SPP.”